Assalamu'alaikum Wr. Wb

Kepada bapak/ibu guru, silahkan kirim artikel pendidikan atau hasil penelitian yang telah di lakukan untuk dimuat di blog ini

Blogroll

RelmaxTop. Free powerful counter for your website

Kurikulum Pendidikan Karakter

Apa Itu Karakter?
Dennis Coon dalam bukunya Introduction to Psychology : Exploration and Aplication mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subyektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat.


Dennis Coon dalam bukunya Introduction to Psychology : Exploration and Aplication mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subyektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat.

Beda Karakter dan Kepribadian (Sifat Dasar)

Kepribadian adalah hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat manusia dilahirkan dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan sosial dan masing-masing pribadi. Kepribadian manusia secara umum ada 4, yaitu : Koleris – Sanguinis – Phlegmatis – Melankolis.

Nah, Karakternya dimana? Saat setiap manusia belajar untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta memunculkan kebiasaan positif yang baru, inilah yang disebut dengan Karakter. Misalnya, seorang dengan kepribadian Sanguin yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius, lalu sadar dan belajar sehingga mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah Karakter.

Mengapa Seorang Anak Butuh Pendidikan Karakter?

Pada dasarnya, pada perkembangan seorang anak adalah mengembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini bekerja, mempelajari ”aturan main” segala aspek yang ada di dunia ini . Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter

Ada 3 Cara Mendidik Karakter Anak:

1. Ubah Lingkungannya, melakukan pendidikan karakter dengan cara menata peraturan serta konsekuensi di sekolah dan dirumah.

2. Berikan Pengetahuan, memberikan pengetahuan bagaimana melakukan perilaku yang diharapakan untuk muncul dalam kesehariannya serta diaplikasikan.

3. Kondisikan Emosinya, emosi manusia adalah kendali 88% dalam kehidupan manusia. Jika mampu menyentuh emosinya dan memberikan informasi yang tepat maka informasi tersebut akan menetap dalam hidupnya.

Karakter apa yang perlu ditumbuhkan dan dibentuk dalam diri anak?

1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya

2. Kemandirian dan Tanggung Jawab

3. Kejujuran atau Amanah, Diplomatis

4. Hormat dan Santun

5. Dermawan, Suka Tolong Menolong & Gotong Royong

6. Percaya Diri dan Pekerja Cerdas

7. Kepemimpinan dan Keadilan

8. Baik dan Rendah Hati

9. Karakter Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan.

Saat ini kami memiliki 3 program pendidikan karakter yang menjadi fokus dari kurikulum kami, yaitu :
1. Training Guru

Terkait dengan program pendidikan karakter disekolah, bagaimana menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah, serta bagaimana cara menyusun program dan melaksanakannya, dari gagasan ke tindakan.

Program ini membekali dan memberikan wawasan pada guru tentang psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3 faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami dan mengatasi anak yang “bermasalah” dengan perilakunya.

2. Program Kurikulum Pendidikan Karakter

Kami memberikan sistem pengajaran dan materi yang lengkap (untuk 1 tahun ajaran) serta detail dan aplikasi untuk sekolah dan materi untuk orang tua murid. Materi ini telah diuji coba lebih dari 5 tahun, disamping itu dalam program ini ada pendampingan dan training khusus untuk guru.

Training khusus guru ini dikhususkan untuk menciptakan suksesnya pendidikan karakter disekolah, disamping pemberian materi yang “advance” dari program training guru pertama. Karena disini para guru akan mempelajari aspek psikologi manusia (bukan hanya anak, tetapi untuk dirinya sendiri) dan menanamkan nilai-nilai kehidupan yang baik pada dirinya, murid dan keluarga. Guru akan memiliki “tools” untuk membantu menciptakan anak yang berkarakter lebih baik.

3. Program Bimbingan Mental

Program ini terbagi menjadi dua sesi program :

Sesi Workshop Therapy, yang dirancang khusus untuk siswa usia 12 -18 tahun. Workshop ini bertujuan mengubah serta membimbing mental anak usia remaja. Workshop ini bekerja sebagai “mesin perubahan instant” maksudnya setelah mengikuti program ini anak didik akan berubah seketika menjadi anak yang lebih positif.

Sesi Seminar Khusus Orangtua Siswa, membantu orangtua mengenali anaknya dan memperlakukan anak dengan lebih baik, agar anak lebih sukses dalam kehidupannya. Dalam seminar ini orangtua akan mempelajari pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk mempelajari berbagai teori psikologi anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak di rumah dan di sekolah, serta lebih mudah mengerti dan memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang lain.
Sumber: http://www.pendidikankarakter.com/kurikulum-pendidikan-karakter/

Lanjutkan ... → Kurikulum Pendidikan Karakter

Motivasi Belajar Siswa

Motivasi Belajar - Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “ daya penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman,2001: 71). Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah “ keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan” (Soeharto dkk, 2003 : 110)

Dalam buku psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005: 55).

Dalam bukunya Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto, 2007 : 61).

Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.

Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal (Nasution, dkk: 1992: 3).

Belajar adalah suatu proses yamg ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,2002 :280).

Djamarah mengemukakan bahwa belajar adalah “suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari” (Djamarah,1991:19-21).

Sedangkan menurut Slameto belajar adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).

Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendapat dari bahan yang dipelajari dan adanya perubahan dalam diri seseorang baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya.
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

2.. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.

2. Motivasi menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis dalam sardiman:
Motif atau kebutuhan organismisalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain.
Motof-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
Motif-motif objektif

3. Motivasi jasmani dan rohani
Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat.

4. Motivasi intrisik dan ekstrinsik
Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar. (Sardiman, 1996: 90).

Pendapat lain mengemukakan bahwa dua jenis motivasi yaitu sebagai berikut:
“Motivasi primer, adalah motivasi yang didasarkan atas motif-motif dasar. Motivasi skunder, adalah yang dipelajari” (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:88).

Adanya berbagai jenis motivasi di atas, memberikan suatu gambaran tentang motif-motif yang ada pada setiap individu. Adapun motivasi yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa arab adalah motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini membutuhkan ransangan atau dorongan dari luar misalnya, media, baik media visual, audio, maupun audio visual serta buku-buku yang dapat menimbulkan dan memberikan inspirasi dan ransangan dalam belajar.

Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman. (Djmarah dan zain, 2002 : 168). Dari kutipan di atas, maka penulis dapat menjelaskan hal tersebut sebagai berikut:

a) Memberi angka
Memberikan angka (nilai) artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang bervariasi. Pemberian angka kepada anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi.

b) Hadiah
Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.

c) Pujian
Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.

d) Gerakan tubuh
Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang.

e) Memberi tugas
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.

f) Memberikan ulangan
Ulangan adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru.

g) Mengetahui hasil
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya.

h) Hukuman
Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.


3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:

1. Faktor individual
Seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

2. Faktor sosial
Seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial ( Purwanto, 2002 : 102)


Dalam pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a) Faktor-faktor intern

1. Faktor jasmaniah
Faktor kesehatan
Faktor cacat tubuh

2. Faktor fhsikologis
Intelegensi
Minat dan motivasi
Perhatian dan bakat
Kematangan dan kesiapan

3. Faktor kelelahan
Kelelahan jasmani
Kelelahan rohani


b) Faktor ekstern
1. Faktor keluarga
Cara orang tua mendidik
Relasi antara anggota keluarga
Suasana rumah
Keadaan gedung dan metode belajar

2. Faktor sekolah
Metode mengajar dan kurikulum
Relasi guru dan siswa
Disiplin sekolah
Alat pengajaran dan waktu sekolah
Keadaan gedung dan metode belajar
Standar pelajaran di atas ukuran dan tugas rumah

3. Faktor masyaraka
Kegiatan siswa dalam masyarakat
Mass media dan teman bergaul
Bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1997 :71)

Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi belajar siswa di atas, peneliti dapat memahami bahwa adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu kejelasan tentang proses belajar yang dipahami oleh siswa. Dengan demikian seorang guru harus benar-benar memahami dan memperhatikan adanya faktor tersebut pada siswa, sehingga didalam memberikan dan melaksanakan proses belajar mengajar harus memperhatikan faktor tersebut, baik dari psikologis, lingkungan dengan kata lain faktor intern dan ekstren.

Terkait dengan hal yang tersebut di atas, maka Dimyanti dan Mudjiono mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:

1. Cita-cita / aspirasi siswa
2. Kemampuan siswa
3. Kondisi siswa dan lingkungan
4. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. (Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 100)

Adapun penjelasan faktor tersebut adalah:

1. Cita-cita / aspirasi
Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang diinginkan.

2. Kemampuan siswa
Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi. kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi.

3. Kondisi siswa dan lingkungan
Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang.

4. Unsur dinamis dan pengajaran
Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.

5. Upaya guru dalam pengajaran siswa
Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan.
Dalam suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak terlepas adanya fungsi dan kegunaan. Motivasi dalam belajar yang merupakan suatu dorongan memiliki fungsi, yang dikemukakan oleh seorang ahli yaitu:

Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif untuk berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor penggerak melepaskan energi.
Menentukan arah perbuatan yaitu petunjuk suatu tujuan yang hendak dicapai
Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang akan dikerjakan ynag serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Purwanto, 2002 : 70).

Disamping itu ada juga fungsi lain dari motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi” (Sardiman, 2001 : 83). Jelaslah bahwa fungsi motivasi itu memberikan suatu nilai atau itensitas tersendiri dari seorang siswa dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajarnya.


Daftar Pustaka

A.M. Sardiman, 2005, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Purwanto Ngalim, 2002, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution S., 2004, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Sumber: http://aadesanjaya.blogspot.com
Lanjutkan ... → Motivasi Belajar Siswa

Pendekatan CTL Pada Pembelajaran Biologi

“Learning always involves the interaction between the learner’s present understanding of the world and the knowledge input” (West and Pines, 1985 dalam Bell, 1993).
Proses pembelajaran dirancang untuk memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif yang ditunjukkan siswa, baik berkaitan dengan aspek kognitif, keterampilan, maupun pematangan sikap dan kepribadian seperti rasa tanggung jawab, jujur, menghargai pendapat/karya orang lain.

Beberapa pendekatan dalam mengembangkan proses pembelajaran Biologi telah banyak diterapkan seiring dengan diberlakukannya berbagai kebijakan yang berkaitan dengan kurikulum. Pendekatan CBSA, Keterampilan Proses, Inkuari, Konstruktivisme, STS (Science Technology and Society), SETS (Science, Environment, Technology and Society), JAS (Jelajah Alam Sekitar) merupakan contoh pendekatan yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi. Melalui pendekatan-pendekatan tersebut juga telah dijabarkan ke dalam berbagai bentuk model dan strategi pembelajaran Biologi, yang penerapannya diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas belajar siswa.

Dalam perjalanannya, penerapan pendekatan-pendekatan dalam membelajarkan siswa tersebut mengalami kendala yang bersifat sistemik. Keterbatasan waktu, target ketuntasan pengeasaan materi pelajaran, serta sistem pengukuran dan pengujian hasil belajar siswa merupakan variabel-variabel utama yang menyebabkan belum terlaksananya pendekatan-pendekatan tersebut secara optimal.

Diberlakukannya kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP), mengundang respon berbagai kalangan permerhati dan pelaksana pendidikan untuk memikirkan dan selanjutnya menyusun berbagai perangkat pendukung pembelajaran dalam rangka memenuhi harapan-harapan yang tertuang dalam Kurikulum 2006. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu perangkat alternatif untuk mewujudkan pembelajaran yang efisien dan efektif sesuai dengan kurikulum 2006.

*) Makalah Seminar dalam rangka Pembinaan Teknis Guru SMP se Jawa Tengah, di Semarang.
**) Dosen Pendidikan Biologi FMIPA UNNES.
Apa dan Bagaimana CTL?
Pendekatan CTL merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran yang membantu guru menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa untuk mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang diperoleh dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui CTL, siswa dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna yang membantu mereka menghubungkan kajian-kajian akademik dengan situasi kehidupan nyata mereka.

Pendekatan CTL dikembangkan dengan memperhatikan lima hal, antara lain:
1. Relating, yaitu kegiatan pembelajaran dengan menghubungkan konten/materi pelajaran dengan konteks sehari-hari yang mudah dikenali siswa.
2. Experiencing, yaitu pembelajaran yang dikembangkan agar siswa mampu mempelajari sesuatu dengan melakukan dan menemukan sendiri dengan daya kreasi dan imajinasinya.
3. Applying, yaitu pembelajaran yang memungkinkan siswa mampu menerapkan pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan suatu permasalahan.
4. Cooperating, yaitu pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama dengan yang lain dalam melakukan kegiatan bermakna, menghargai dan mampu menanggapi dengan baik pendapat teman.
5. Transfering, yaitu pembelajaran yang mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki dalam situasi lain.

Penerapan pendekatan CTL yang baik harus dikemas dengan cara mengintegrasikan antara kegiatan yang bermakna dalam pembelajaran dan permasalahan yang tersirat dalam pelajaran, akan membiasakan siswa melakukan learning how to learn (belajar bagaimana seharusnya mempelajari sesuatu).

Dasar pengembangan pendekatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
a. Hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar
• Siswa belajar dari mengalami, tidak hanya sekedar membaca dan menghafal
• Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan sesuatu yang terorganisasi.
• Proses belajar dapat merubah struktur kognisi siswaa di otak
• Pengetahuan merupakan keterampilan yang dapat diterapkan
• Siswa terbiasa menemukan, menghadapi dan memecahkan masalah


b. Hal-hal yang berkaitan dengan transfer belajar
• Hasil belajar siswa tidak diperoleh dari pemberian orang lain (guru), tetapi dari hasil pengamatan dan penemuan.
• Keterampilan dan pengetahuan dapat ditingkatkan, sedikit demi sedikit
• Penting dipahami oleh siswa “untuk apa” ia belajar, dan “bagaimana” ia menggunakan pengetahuan dan keterampilannya.

c. Siswa adalah manusia yang mampu belajar
• Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dan menekuni bidang tertentu
• Untuk mempelajari hal-hal tertentu dibutuhkan strategi belajar
• Peran guru adalah membantu menghubungkan apa yang telah diketahui siswa dengan pengetahuan yang akan dipelajari (sebagai fasilitator yang menyediakan perlengkapan siswa untuk dapat belajar).
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri (bukan mengisi dan memenuhi ‘botol kosong’ dengan air pengetahuan)

d. Pentingnya lingkungan belajar
• Pembelajaran akan lebih bermakna jika berpusat pada siswa.
• Siswa bekerja dan berkarya, guru membimbing dan mengarahkan
• Guru mengarahkan “bagaimana memperoleh pengetahuan” dan “bagaimana menerapkan pengetahuannya”
• Bekerja dalam kelompok kecil lebih efektif
• Assessment (pengukuran hasil belajar) yang benar akan membantu siswa.

Selanjutnya, bagaimana pelaksanaan CTL dalam pembelajaran Biologi?

Terdapat tujuh komponen yang harus diperhatikan jika kita akan menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran Biologi. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut.

1. Konstruktivisme
Strategi yang penting diperhatikan adalah “bagaimana siswa memperoleh pengetahuan”. Guru memberikan kesempatan dan mengarahkan siswa untuk menemukan pengetahuan melalui kegiatan yang nyata dan telah direncanakan (by design).

2. Inquiry (menemukan)
Dengan mempersiapkan kegiatan yang bermakna, siswa diajak untuk melakukan penyelidikan dan penemuan. Keterampilan yang harus dicermati selama kegiatan ini berlangsung adalah merumuskan masalah, observasi, bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulkan data, dan menyimpulkan.

3. Questioning (bertanya)
Bagi guru kegiatan bertanya dapat dimanfaatkan untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan siswa. Sebaliknya bagi siswa, bertanya merupakan kegiatan untuk menggali informasi dan mengkonfirmasikan apa yang telah dipahami. Kegiatan bertanya ini dapat dilakukan oleh guru kepada siswa, siswa kepada guru, ataupun siswa kepada siswa lainnya (dalam kelompok).

4. Learning community/ sharing ideas (berbagi pengetahuan)
Setiap pihak harus sadar bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman. Jika setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang dapat menjadi sumber belajar. Pembentukan kelompok kemudian berdiskusi, mendatangkan “ahli/narasumber” ke kelas, merupakan langkah yang dapat ditempuh dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

5. Modeling (pemodelan)
Model yang diintegrasikan dengan tepat dalam pembelajaran akan membantu visualisasi siswa dalam memahami konsep yang dimodelkan. Model dapat berupa guru (mendemonstrasikan sesuatu), siswa (berperan sebagai sesuatu), atau dapat juga unsur dari ahli yang kompeten yang didatangkan sesekali waktu.

6. Reflection (refleksi)
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari. Pada akhir pelajaran guru memberi kesempatan siswa untuk melakukan refleksi, pengendapan, mencatat apa yang telah dipelajari dan lebih memahami ide-ide baru tersebut. Pengendapan dapat berupa pertanyaan guru, kesan siswa terhadap pembelajaran, diskusi, atau menghasilkan sebuah karya.

7. Authentic assessment (pengukuran hasil belajar yang sesungguhnya)
Assessment merupakan proses pengumpulan berbagai data untuk memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data ini dapat berupa tes tertulis, proyek (laporan kegiatan), karya siswa, performance (penampilan presentasi) yang terangkum dalam portofolio siswa.
Sumber: Drs. Sigit Saptono, M.Pd.
Lanjutkan ... → Pendekatan CTL Pada Pembelajaran Biologi
 

Blogger news

Blogroll

Most Reading