Assalamu'alaikum Wr. Wb

Kepada bapak/ibu guru, silahkan kirim artikel pendidikan atau hasil penelitian yang telah di lakukan untuk dimuat di blog ini

Blogroll

RelmaxTop. Free powerful counter for your website

Ulat Bulu Merebak Karena Ekosistem Rusak

Tahukah kamu fenomena alam, ulat bulu yang kini menyerang beberapa daerah seperti: Kebumen, Propolinggo, Malang, Bali dan Demak dan mungkin daerah lain yang belum terdeteksi keberadaannya. Mengapa semua itu terjadi? Mengapa tiba-tiba menyerang suatu daerah? Mari kita simak posting berikut, terkait dengan merebaknya ulat bulu di beberapa daerah.

Ulat adalah tahap larva dari spesies dalam ordo Lepidoptera, yang mencakup kupu-kupu dan ngengat. Kebanyakan adalah pemakan tumbuhan walaupun beberapa spesies merupakan pemakan serangga. Kebanyakan ulat dianggap sebagai hama dalam pertanian. Banyak spesies ngengat dikenal karena tahap ulatnya menyebabkan kerusakan pada buah dan produk pertanian lainnya.

Kebanyakan ulat memiliki badan panjang dan berbentuk gilig (silinder). Ulat memiliki tiga pasang tungkai yang sejati pada tiga segmen dada, ditambah dengan empat pasang tungkai semu yang disebut tungkai perut pada segmen tengah perut dan sering sepasang tungkai perut pada segmen perut terakhir. Ulat mempunyai sepuluh segmen perut. Perhatikan bagian-bagian ulat berikut ini:

1. Kepala
2. Dada
3. Perut
4. Spirakulum
5. Kait anal
6. Tungkai perut (abdominal)
7. Segmen
8. Tungkai dada (thoracis)
9. Antena


Ekosistem Rusak
Banyak para peneliti yang berpendapat bahwa merebaknya ulat bulu di beberapa daerah terjadi karena ekosistem kita rusak, sehingga tidak ada keseimbangan antara produsen dan konsumen. Sebagai contoh sebagai berikut:

Kondisi saat ini, predator jarang ditemui, atau bahkan tidak ada di lapangan. Semut-semut pemakan ulat ini pun jarang terlihat, pemakan paling keras ulat bulu kan semut rangrang (api).

Semut rangrang banyak yang diambil telurnya untuk makanan burung, sementara burung-burung pemakan ulat juga banyak yang ditangkap. Burung pemakan ulat populasinya semakin kecil berarti ekosistem yang ada di alam ini sudah mulai terganggu,” kata Suryawan.

Selain faktor ekosistem yang tidak seimbang, pertumbuhan ulat bulu ini juga dipengaruhi oleh cuaca. “Hujan berkepanjangan membantu mereka untuk membiak lebih kondusif. Kemudian tersedia bahan makanan bagi ulat semakin lengkap dan banyak sehingga membantu perkembangan mereka.

Tidak ada komentar:

 

Blogger news

Blogroll

Most Reading