
Beberapa pendekatan dalam mengembangkan proses pembelajaran Biologi telah banyak diterapkan seiring dengan diberlakukannya berbagai kebijakan yang berkaitan dengan kurikulum. Pendekatan CBSA, Keterampilan Proses, Inkuari, Konstruktivisme, STS (Science Technology and Society), SETS (Science, Environment, Technology and Society), JAS (Jelajah Alam Sekitar) merupakan contoh pendekatan yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi. Melalui pendekatan-pendekatan tersebut juga telah dijabarkan ke dalam berbagai bentuk model dan strategi pembelajaran Biologi, yang penerapannya diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas belajar siswa.
Dalam perjalanannya, penerapan pendekatan-pendekatan dalam membelajarkan siswa tersebut mengalami kendala yang bersifat sistemik. Keterbatasan waktu, target ketuntasan pengeasaan materi pelajaran, serta sistem pengukuran dan pengujian hasil belajar siswa merupakan variabel-variabel utama yang menyebabkan belum terlaksananya pendekatan-pendekatan tersebut secara optimal.
Diberlakukannya kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), mengundang respon berbagai kalangan permerhati dan pelaksana pendidikan untuk memikirkan dan selanjutnya menyusun berbagai perangkat pendukung pembelajaran dalam rangka memenuhi harapan-harapan yang tertuang dalam Kurikulum 2004. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu perangkat alternatif untuk mewujudkan pembelajaran yang efisien dan efektif sesuai dengan kurikulum 2004.
Pendekatan CTL merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran yang membantu guru menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa untuk mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang diperoleh dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui CTL, siswa dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna yang membantu mereka menghubungkan kajian-kajian akademik dengan situasi kehidupan nyata mereka.
Pendekatan CTL dikembangkan dengan memperhatikan 5 hal, yaitu:
1. Relating, yaitu kegiatan pembelajaran dengan menghubungkan konten/materi pelajaran dengan konteks sehari-hari yang mudah dikenali siswa.
2. Experiencing, yaitu pembelajaran yang dikembangkan agar siswa mampu mempelajari sesuatu dengan melakukan dan menemukan sendiri dengan daya kreasi dan imajinasinya.
3. Applying, yaitu pembelajaran yang memungkinkan siswa mampu menerapkan pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan suatu permasalahan.
4. Cooperating, yaitu pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama dengan yang lain dalam melakukan kegiatan bermakna, menghargai dan mampu menanggapi dengan baik pendapat teman.
5. Transfering, yaitu pembelajaran yang mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki dalam situasi lain.
Penerapan pendekatan CTL yang baik yang dikemas dengan mengintegrasikan antara kegiatan yang bermakna dalam pembelajaran dan permasalahan yang tersirat dalam pelajaran, akan membiasakan siswa melakukan learning how to learn (belajar bagaimana seharusnya mempelajari sesuatu).
Dasar pengembangan pendekatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
a. Hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar
• Siswa belajar dari mengalami, tidak hanya sekedar menghafal
• Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan sesuatu yang terorganisasi.
• Proses belajar dapat merubah struktur kognisi di otak
• Pengetahuan merupakan keterampilan yang dapat diterapkan
• Siswa terbiasa menghadapi dan memecahkan masalah
b. Hal-hal yang berkaitan dengan transfer belajar
• Hasil belajar siswa tidak diperoleh dari pemberian orang lain
• Keterampilan dan pengetahuan dapat ditingkatkan, sedikit demi sedikit
• Penting dipahami oleh siswa “untuk apa” ia belajar, dan “bagaimana” ia menggunakan pengetahuan dan keterampilannya.
c. Siswa adalah manusia yang mampu belajar
• Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dan menekuni bidang tertentu
• Untuk mempelajari hal-hal tertentu dibutuhkan strategi belajar
• Peran guru adalah membantu menghubungkan apa yang telah diketahui siswa dengan pengetahuan yang akan dipelajari
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri
d. Pentingnya lingkungan belajar
• Pembelajaran akan lebih bermakna jika berpusat pada siswa.
• Siswa bekerja dan berkarya, guru mengarahkan
• Guru mengarahkan “bagaimana memperoleh pengetahuan” dan “bagaimana menerapkan pengetahuannya”
• Bekerja dalam kelompok kecil lebih efektif
• Assessment (pengukuran hasil belajar) yang benar akan membantu siswa.
Selanjutnya, bagaimana pelaksanaan CTL dalam pembelajaran Biologi?
Terdapat 7 komponen yang harus diperhatikan jika kita akan menerapkan pendekatan ini dalam pembelajaran Biologi. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1. Konstruktivisme
Strategi yang penting diperhatikan adalah “bagaimana siswa memperoleh pengetahuan”. Guru memberikan kesempatan dan mengarahkan siswa untuk menemukan pengetahuan melalui kegiatan yang telah direncanakan (by design).
2. Inquiry (menemukan)
Dengan mempersiapkan kegiatan yang bermakna, siswa diajak untuk melakukan penyelidikan dan penemuan. Keterampilan yang harus dicermati selama kegiatan ini berlangsung adalah merumuskan masalah, observasi, bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulkan data, dan menyimpulkan.
3. Questioning (bertanya)
Bagi guru kegiatan bertanya dapat dimanfaatkan untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan siswa. Sebaliknya bagi siswa, bertanya merupakan kegiatan untuk menggali informasi dan mengkonfirmasikan apa yang telah dipahami. Kegiatan bertanya ini dapat dilakukan oleh guru kepada siswa, siswa kepada guru, ataupun siswa kepada siswa lainnya (dalam kelompok).
4. Learning community/ sharing ideas (berbagi pengetahuan)
Setiap pihak harus sadar bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman. Jika setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang dapat menjadi sumber belajar. Pembentukan kelompok kemudian berdiskusi, mendatangkan “ahli/narasumber” ke kelas, merupakan langkah yang dapat ditempuh dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Modeling (pemodelan)
Model yang diintegrasikan dengan tepat dalam pembelajaran akan membantu visualisasi siswa dalam memahami konsep yang dimodelkan. Model dapat berupa guru (mendemonstrasikan sesuatu), siswa (berperan sebagai sesuatu), atau dapat juga unsur dari ahli yang kompeten yang didatangkan sesekali waktu.
6. Reflection (refleksi)
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari. Pada akhir pelajaran guru memberi kesempatan siswa untuk melakukan refleksi, pengendapan, mencatat apa yang telah dipelajari dan lebih memahami ide-ide baru tersebut. Pengendapan dapat berupa pertanyaan guru, kesan siswa terhadap pembelajaran, diskusi, atau menghasilkan sebuah karya.
7. Authentic assessment (pengukuran hasil belajar yang sesungguhnya)
Assessment merupakan proses pengumpulan berbagai data untuk memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data ini dapat berupa tes tertulis, proyek (laporan kegiatan), karya siswa, performance (penampilan presentasi) yang terangkum dalam portofolio siswa.
SUMBER : Makalah Drs. Sigit Saptono, M.Pd